Tuesday, February 24, 2009

Ceritanya Lintang


Hi Guys....Nama ku Lintang, aku bertemu muka dengan Ibuk dan Bapak ku alias terlahir ke dunia ini tanggal 14 November 2008, tepatnya hari jum’at pukul 7 lewat 20 malam. Aku mulai tercipta tanggal 14 Februari 2008, 3 hari sebelum ulang tahun Bapak ku.

Selama 9 bulan aku di dalam rahim Ibuk ku. Selama aku dalam rahim Ibuk, aku mendapatkan makanan yang cukup bergizi dan jumlah nya cukup banyak. Setiap pagi, bangun dari tidurnya, Ibuk sudah mulai makan, dan tidak lama kemudian Ibuk makan lagi sehingga aku merasakan sesuatu yang mengalir melalui plasenta yang menghubungkan aku dengan Ibuk. Dan apabila siang sudah tiba, Ibuk makan lagi....dan sore juga begitu sampai malam, menjelang Ibuk tidurpun Ibuk masih minum segelas susu hangat, aku merasakan itu semua, sehingga aku tidak pernah kelaparan di dalam rahim nya. Ibuk melakukan itu semua hanya untuk aku, Ibuk tidak ingin aku tumbuh tidak sempurna. Aku dan Ibuk berkomunikasi lewat tendangan dan elusan, kalo aku merasa senang, bahagia, cemas dan kenyang, aku menggerakkan kaki ku, atau tangan ku sehingga Ibuk merasakan tendangan2 kecilku dan Ibuk pasti akan membelaiku melalui elusan di perutnya. Aku bahagia sekali, kalo tidak mengingat bentuk tubuhku pada saat itu belum sempurna, aku ingin sekali keluar dan melihat wajah Ibuk dan Bapak ku saat itu, tapi aku bertahan, aku tidak ingin mengecewakan Ibuk dan Bapak, sehingga aku sabar menanti hingga tubuhku sempurna dan waktu yang tepat untuk bertemu mereka.

Pada usiaku 7 bulan, aku mendengar Ibuk dan Bapak berdiskusi tentang pemberian nama yang cocok untuk diriku, Ibuk dan Bapak sepakat ingin memberi nama ku dan adik2 ku kelak (jika Tuhan mengizinkan) dengan nama2 yang berbau angkasa, sehingga Ibuk mengusulkan nama bintang, tapi Bapak tidak setuju, terlampau lugas katanya...terus Ibuk bertanya kalo bahasa jawanya apa...terus Bapak menjawab Lintang....nah...akhirnya Ibuk jadi jatuh cinta deh dengan nama itu, semenjak itu....Ibuk dan Bapak memperkenalkan aku meskipun pada saat itu usiaku baru 7 bulan dalam rahim dengan nama Lintang. Kebetulan pada saat usiaku 8 bulan...novel Laskar Pelangi di filmkan...dan salah satu tokoh dalam film itu ada yang bernama Lintang, dan kebetulan lagi...Lintang disana punya otak encer.... punya semangat yang tinggi...dengan bersepeda berpuluh2 kilometer dia tempuh untuk satu tujuannya yaitu sekolah dan belajar. Semoga aku bisa mencontoh Lintang yang di dalam Laskar Pelangi itu..berotak encer dan punya semangat hidup yang tinggi, amin.

Proses kelahiranku...ceritanya seru...pada tanggal 10 November, Ibuk mengambil cuti, Ibuk punya tujuan agar tiadk menunggu lahiran terlampau lama, sehingga diharapkan Ibuk dapat menemaniku 3 bulan penuh sebelum beliau masuk kerja kembali. Aku ingin sekali mewujudkannya, dan Alhamdulillah, aku diizinkan Tuhan untuk menemui Ibuk dan Bapak ku dalam waktu dekat...tanggal 11 November, aku sudah mulai menggerak2an tubuhku lebih kencang sehingga jalan lahirku agak terbuka, tetapi masih sempit, sehingga aku masih menunggu, tapi mungkin karena tubuh ku agak besar 3.5 kg dan 50 cm...aku sulit untuk menggerak2kan tubuhku...aku tidak leluasa.

Nah pada hari kamis malam tanggal 13 November...saat itu Ibuk sedang menonton film Mamma mia...karena lagu-lagu lamanya yang enak didengar, aku ga tahan lagi...aku ingin bergabung dengan Ibuk dan Bapak saat itu, aku mulai terpancing menggerak2kan tubuh ku lagi...upps...selaput yang melindungi tubuh ku selama ini pecah...sehingga cairan keluar melalui jalan lahir...saat itu pukul 11 malam, Ibuk dan Bapak panik saat itu, nenek ku mengatakan kepada mereka bahwa "air ketuban sudah pecah".

Sampai jam 5 pagi kontraksi belum jua, sehingga Ibuk mendapatkan suntikan untuk merangsang kontraksi...tepat pukul 1 siang, di saat Bapak akan berangkat memenuhi panggilan interview kerja...aku mendengar Ibuk mengerang kesakitan sambil mengucapkan pujia2an dan minta perlindungan kepada Tuhan...aku kasihan mendengar Ibuk, kemudian suara Ibuk semakin keras seiring dengan kontraksi rahimnya yang semakin sering.

Pukul 5 sore tepat Bapak sudah pulang dari interviewnya, aku ingin sekali keluar...tapi kepalaku tidak tepat di pintu jalan lahir dan selaput yang melindungiku yang berisi air ketuban sedah tinggal sedikit sehingga aku tidak dapat meluncur keluar dengan mudah. Aku merasakan kecemasan Ibuk pada saat itu, kecemasan terhadap aku, kalau2 aku keracunan di dalam, maka Ibuk dan Bapak memutuskan mengeluarkan aku melalui operasi...dan akhirnya aku dikeluarkan oleh dokter melalui operasi dan bertemulah aku dengan Ibuk ku yang selama ini aku rindukan...dan juga Bapak ku tentunya.

Alhamdulillah...Tuhan telah mengizinkan aku untuk bertemu dengan kedua orang tuaku. Mereka bahagia sekali, aku jadi terharu...aku berjanji tidak akan mengecewakan mereka. Aku akan membahagiakan mereka selama yang aku bisa...amin.